Karena aku penasaran dengan pandangan orang-orang lain tentang pertanyaan diatas, ya sudah aku iseng buat survey kecil-kecilan, mengenai bagaimana pandangan orang-orang mengenai resolusi tahun baru.

Bagaimana hasilnya?

Taraa… Here they are………

ANAK IT, PRIA, USIA 25 TAHUN, PUNYA PACAR

Temanku ini pernah membuat resolusi di awal tahun. Beliau menuliskan resolusinya diberbagai bidang seperti keuangan, kesehatan, sosial, dan juga lingkungan sekitar. Dia juga berpendapat bahwa membuat resolusi itu penting, untuk merencanakan hal-hal apa saja yang perlu dicapai. Sebagai tujuan hidup. Karena resolusi itu berperan untuk memiliki target dalam setahun kedepan, sebagai tujuan hidup. Sehingga apa yang kita lakukan tidaklah sia2 setiap tahun nya. Dan setiap akhir tahun dia akan mereview kembali resolusi yang sudah dibuatnya. Beliau merasa dengan adanya resolusi, dirinya semakin termotivasi dan terdorong untuk semakin meningkatkan motivasi diri agar resolusi tersebut bisa tercapai. Dan tahun ini beliau akan kembali membuat resolusinya, untuk memastikan setiap tahun tidak stay di tempat tanpa ada perkembangan.

ANAK IT, PRIA, USIA 28 TAHUN, BELUM PERNAH PACARAN

Temanku yang satu ini kadang-kadang membuat resolusi. Dan biasanya yang dituliskan adalah hal-hal yang membuat hidupnya menjadi “better life”. Tapi dia bukan penggila fanatik yang harus mewajibkan tiap tahunnya untuk membuat resolusi, katanya dia akan membuat resolusi tergantung kondisi. Kondisi dimana : ada yang hendak dituliskan dari otak, kalau lupa, yah tidak jadi. 😀 Namun, menurutnya resolusi itu ada pentingnya juga, “sebagai motivasi saja biar ter-arah”, begitu katanya. Ketika ditanya mengenai pernahkah dirinya melakukan review terhadap resolusi yang dibuatnya dia menjawab, “kalau kepikiran saja, untuk review diri sendiri gak pernah karena terlupakan”. 😀 Ketika ditanya mengenai peran resolusi tersebut, apakah membuatnya semakin termotivasi atau tidak, beliau menjawab, “tidak terlalu termotivasi, pengaruhnya biasa saja, tapi lebih terarah saja”. Untuk rencana tahun ini beliau juga tidak tahu apakah akan menuliskan resolusi atau tidak, “tergantung mood sih”, tutupnya simpel. 😀

ANAK IT, WANITA, USIA 28 TAHUN, BELUM PERNAH PACARAN

Temanku yang selanjutnya ini mengaku tidak pernah membuat resolusi. Aku sedikit terkejut mendengarnya. Ketika ditanya kenapa, beliau menjawab dengan santai, “gak penting, karena saya orangnya fleksibel”. Jadi tidak pernah ada review-review-an terhadap diri sendiri, wong target-target juga tidak pernah dibuat. Ketika ditanya tahun ini adakah rencana untuk memulai membuat resolusi untuk pertama kalinya, beliau menjawab dengan tegas, “tidak. karena malas”. 😀 . Pertanyaan saya ditutup dengan pendapatnya mengenai resolusi, ” karena membuat resolusi hanya akan mendikte diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang harus sesuai resolusi, ga fleksibel”.

Tuh kan… Seperti dugaan saya sebelumnya ternyata pandangan orang-orang terhadap resolusi itu beragam yah. Itu tidak menjadi masalah, survey itu saya lakukan semata-mata untuk menjawab rasa penasaran saya sendiri.

Sedangkan kalau menurut saya sendiri,

Saya termasuk orang yang sering dan rajin menuliskan resolusi.
Banyak hal saya cantumkan pada resolusi saya, bidang-bidang utama seperti pekerjaan, pendidikan, tempat yang akan dikunjungi merupakan hal yang biasanya selalu ada dan utama. Menyusul kemudian benda-benda yang ingin saya miliki, menyusul lagi hal-hal yang harus saya lakukan kepada orang lain dan kepada diri sendiri, dan kebiasaan-kebiasaan yang sebaiknya saya lakukan pada tahun yang akan datang.
Menuliskan resolusi2 ini biasanya membuat saya seperti memiliki energi yang benar-benar terisi penuh dan semangat yang sangat tinggi. Pada umumnya dalam pertengahan tahun, saya melirik kembali tulisan resolusi-resolusi ini, senang sekali kalau saya meliriknya sembari menuliskan tanda bahwa resolusi itu sudah tercapai. Tapi tak jarang juga dipertengahan tahun resolusi ini2 ada perubahan, mungkin maksud saya semacam revisi. Oh ya, saya sering memandang resolusi ini sebagai RAPBD suatu pemerintahan, yah, walaupun mungkin RAPBD lebih mengarah ke isu -isu keuangan, tapi mirip kan ya? Semacam perencanaan dalam satu tahun kedepan.
Jadi menurut saya resolusi itu penting, berperan sebagai penyemangat dan pengingat tentang harapan-harapan yang baik yang kita inginkan ketika kita memulai/ membuka/ memasuki lembaran tahun yang baru. Dan, tahun ini saya sangat bersemangat untuk menuliskan banyak hal dalam daftar resolusi saya. Semoga Tuhan berkenan. Jadilah kehendakNya. 🙂

Menurut kalian bagaimana? Pentingkah membuat resolusi tahun baru itu?

Selamat menyambut Tahun Baru 2017, btw.
Tuhan kiranya yang mengantarkan kita menuju tahun 2017 dengan sukacita.

Let’s singing together : Auld Lang Syne………….

Should auld acquaintance be forgot,
and never brought to mind?
Should auld acquaintance be forgot,
and auld lang syne*?

CHORUS:
For auld lang syne, my jo,
for auld lang syne,
we’ll tak’ a cup o’ kindness yet,
for auld lang syne.

And surely ye’ll be your pint-stoup!
and surely I’ll be mine!
And we’ll tak’ a cup o’ kindness yet,
for auld lang syne.

Salam,

Cumai